Selasa, 11 Mei 2010

perjalanan mengantarkan ade gue ke pelaminan

Pelabuhan merak jam 14.15 wib.


speed boat terakhir ke Bakauheni akan di berangkatkan dari dermaga lima pelabuhan Merak...suara operator dari pengeras suara semakin membuat kepanikan di hati gue.
"oh...shit..!!" sambil menghela nafas gue mencoba bersikap tenang di depan paman gue.
"Sabar sant...kita naik kapal ferry yang biasa aja." kata paman gue.
"hufh...oke." cuma itu kata yang sanggup gue keluarin dari mulut gue.
"kalau berangkat dari sini jam 14.30 sampai Bakau jam berapa,Om...?."
"nyebrang cuma 1 jam ko." jawab paman gue.
"terus kalau nyampai ke desa ade ipar gue?."
"insyaallah jam 8 malem kita udah sampai." lanjut paman dengan raut wajah yang ragu.
"berapa orang,mbak?." tanya petugas ticketing.
"oh...du dua mbak." gue tergagap.
"ya Allah...dari tadi ko perjalanan ga lancar ya,Om..?!." keluh gue.
"udahlah,nduk..(panggilan 'nak' buat orang jawa-red) yang penting ade kamu urusan nya lancar,dan ini bakal jadi perjalanan yang ga bakal bisa kamu lupain,kamu kakak sekaligus ibu buat ade kamu,pasti ade kamu bangga punya kakak kayak kamu." kata-kata Om membuat air mata gue makin deras.
"bismillaahirrohmaanirrohiim..." gue melangkah masuk ke kabin kapal dengan hati yang sangat kacau,gue telusuri deck kapal mencari tempat duduk yang tertulis di tiket.
Ruang Eksekutif deck kedua no.15
yah...itu tempat duduk gue,langsung gue hempasin tubuh yang lelah bercampur peluh serta hati yang kacau.
"mau minum apa,mbak...bapak?." sapa pramusaji di kapal itu,dan gue baru tahu ternyata ini merupakan fasilitas
kelas eksekutif.
"oh...yang hangat aja,mbak." pinta Om gue.
"kamu ga mau lihat pemandangan dari buritan ato haluan,sant..?."
dengan mata berbinar gue jawab "mau banget,om."
"ya udah kalau mau keluar lihat-lihat,tapi jangan sendirian,nglamun,pokoknya kalau ada orang-orang yang aneh,kamu jauhin ya."
"iya,Om...santi ngerti." seraya berhambur ke luar.
Deck paling atas kelas ekonomi,bangku-bangku yang terdapat di luar,lalu-lalang penumpang dengan handycam maupun yang memotret dengan handphone pemandangan di sekeliling,membuat hati gue sedikit terhibur.
"papa...papa...ada lumba-lumba." teriak anak kecil yang melihat sekelompok dolphin berenang berlawan dengan kapal yang kami tumpangi. subhanallah...ternyata semakin dalem,laut itu indah banget.
"mau di fotoin,mbak?" sapa seorang gadis seumuran sama gue.
"mmm...engga makasih." jawab gue dengan senyum.
"gue Mega." gadis itu memberikan tangan,meski pesan Om ga boleh percaya sama orang asing,toh gadis ini baik
"gue santi."
"mau ke mana sant,dari jakarta juga ya,jakarta mana? gue tinggal di Depok,ngambil S2,kampung gue sih di Tulang bawang,mampir ya..!! tanya Mega beserta cerita tetang dirinya.
"ke Teluk betung,gue dari bintaro.mau jadi saksi merid ade gue.emang Teluk betung ama Tulang bawang deket ko di suruh mampir?."
"he..he..jauh sih." Mega tertawa menghangatkan suasana.
Tak terasa obrolan gue sama Mega udah lebih dari setengah jam.
"Mega...makasih ngobrolnya,senang bisa ketemu lu di sini." dengan senyum gue pamit karena kapal udah sampai tujuan.Alhamdulillah...udah sampai di Bakauheni,mata gue sibuk mencari-cari bus yang menuju Panjang.tiba-tiba seorang bapak paruh baya dengan mengendarai daihatsu xenia menyapa gue yang lagi menghela nafas
"mau kemana kaka'..?"
"oh...ke Panjang pak."
"25 ribu per orang mau? Kita berangkat." kata si bapak,gue masih bingung kalo di jakarta plat item kan di demo yak kalo di pake narik,tapi di Lampung engga.hmmm...lumayan dapet taksi special,ha..ha..mana di puterin MP3 lagunya avril lavigne-keep holding on,jadi bersemangat,gue harus tegar,kuat,ga boleh cengeng. 2 jam dari pelabuhan membuat mata gue berat di tambah AC mobil yang bikin ngantuk,obrolan paman sama bapak driver terdengar makin kecil,gue tertidur.Sesampainya di depan rumah hajatan semua air mata gue mengering,melihat ade gue dengan setelan jas pengantin broken white,hilang semua kekhawatiran gue selama ini tak berbesit sedikitpun adat langkahan dengan hadiah yang mewah,yang harus gue lakuin adalah ngedampingin ade gue jadi kakak dan wakil ibu serta keluarga besar dari mempelai laki-laki.Tuhan...tetaplah bersamaku.jam 11 malem semua acara selesai..."mbak makasih banget ya." kata ade gue.
"buat apa ndul (sapa'an gue ke ade) berterima kasihlah sama Allah." jawab gue.
Keesokan harinya gue sama ade ipar gue jalan2 ke Tangkil,sebuah pulau kecil yang letaknya tak jauh dari rumahnya,hamparan pasir putih,pohon kelapa dan cottage memberi perjalanan yang tak terlupakan tapi sayangnya banyak doggy yang bikin gue lari ketakutan,walaupun sebenarnya dengan lari
gue bisa menyembunyikan kesedihan.
Selama tiga hari gue di Lampung gue ga ngrasa jenuh suasana pedesaan yang berada di antara pegunungan dan laut bikin gue betah,beda banget dengan Jakarta yg penuh polusi,panas,tapi kenapa banyak banget yang pingin ke Jakarta,termasuk gue juga,he..he..
And finally,i hopeless everything is gonna be Ok,..semoga rumah tangga ade gue langgeng,gue bisa jadi yang terbaik di antara semua yang baik n tentunya masih dalam Rahmat Allah.


Pulang dari rumah mertua ade gue,kebetulan dapet kapal yang ga begitu banyak penumpang,tapi gue rada males di luar mataharinya terik banget,ga sampai sejam pelabuhan Merak udah terlihat sore itu.
Saatnya kembali ngejalani rutinitas di Jakarta.


Oh my gosh...bus yang ngebawa gue dari Merak kebakar radiatornya di jalan tol Slipi...penumpang pada panik sedangkan pak sopirnya ribet banget,kepulan asap udah tebal,penumpang ga di turunin dengan alasan 'ini jalan tol'