Sabtu, 22 Agustus 2009

BULAN RAMADHAN DAN TRADISINYA

CahYa


Sudah menjadi tradisi buat orang-orang kita di bulan ramadhan terutama umat muslim.
Pengeluaran tiap bulan yang katakanlah,biasanya Rp500/bulan menjadi dua kali lipat di bulan ini.
Kejadian ini di karenakan kebiasaan kita yang menambah menu makan malam atau buka puasa menjadi seistimewa mungkin.
Hal seperti ini juga sering kita lihat di swalayan dan pasar-pasar tradisional maupun modern yang menambah stok barang-barang yang jarang kita jumpai di bulan biasa,seperti sirup yang berjejer,biskuit kaleng,kurma,wafer,dan aneka parcel dengan berbagai ukuran.
Bukan hanya itu,di masjid pada 10 hari pertama bulan ramadhan kita akan berdesak-desakan melaksanakan sholat tarawih.
Begitu memasuki 10 hari kedua kita akan berdesakan lagi departemen store,butik,dan toko-toko yang menjual baju-baju buat persiapan lebaran,masjid pun mulai senggang.
Nah,di 10 hari ketiga atau memasuki H-7 lebaran kita akan beramai-ramai memadati bandara,stasiun,dan terminal,di sini masjid sudah mulai benar-benar sepi tinggal 2-4 shaf jama'ah.
Dan kalau kita lihat pada H-3,mungkin kebanyakan yang memakai jasa transportasi umum sudah mulai berkurang,tapi kita akan melihat antrian panjang mobil-mobil pribadi memasuki gerbang tol.
Inilah tradisi orang-orang kita dalam setiap tahun,
moment lebaran di kampung halaman seolah menjadi hal primer setelah 11 bulan bekerja di ibukota.

CahYa